Blogger Widgets

Pages

Rabu, 18 November 2015

Analisa Jurnal "Hubungan status gizi pada anak "

Hubungan Status Gizi pada Anak



Latar Belakang           
Hubungan Status  gizi  terhadap balita adalah  keadaan  tubuh  balita yang dimana seorang anak akan mengalami pertumbuhan dan aktivitas sangat pesat dibanding saat masih bayi da sebagai pendorong tersebut faktor status gizi sangat bepengaruh. Status gizi memiliki 3 perbedaan yaitu status gizi buruk , kurang baik dan lebih.
Pola Pemberian makan pada anak
            Pola  makan  pada  balita harus  diperhatikan oleh Orang tua , dikarenakan pertumbuhan dan perkembangan menjadi tolak ukur yang diutamakan dengan cara menjaga status gizi anak serta mengajarkan anak untuk belajar mengonsumsi makanan akan kaya gizi yang tinggi.
Secara  umum  faktor  yang  mempengaruhi  :
      faktor  ekonomi
      sosial budaya
      agama,
      Pendidikan
      dan lingkungan.
Status Gizi
Status  gizi  adalah  keadaan  tubuh  sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat  gizi.  Status  gizi  dibedakan  antara  status  gizi  buruk,  kurang,  baik,  dan  lebih (Almatsier,  2009). Untuk  menentukan klasifikasi  status  gizi  digunakan  z-score sebagai  batas  ambang  kategori. Pengetahuan dan peran ibu  dalam  membina  makan  sehat  sangat dituntut  demi  mempertahankan pola pemberian  makan  yang  benar  pada  anak. Kesehatan  anak dapat  dicapai  melalui  upaya  pemberian yang  seimbang  sesuai  dengan kebutuhan gizinya. Didalam memberikan makan dan mengajarkan pola makan , Seorang Ibu juga di tuntut akan pengetahuannya didalam hal memilih zat zat konsumsi yang baik  agar anak dapat tumbuh kembang dengan baik.
Pengaruh konseling terhadap status gizi anak.
1. Kesulitan makan pada anak
      Suatu keadaan penolakan yang dimana seorang anak tidak mau untuk menerima asupan gizi.
      Efek merugikan dari kesulitan makan ada 2 yaitu : Efek jangka pendek dan efek jangka panjang.
Efek jangka pendek
Efek Jangka panjang
Penambahan berat badan tidak sesuai
Kegagalan tumbuh pada anak
Defisiensi nutrisi
Keterlambatan pertumbuhan
Pengurangan variasi asupan makan 
Dan perkembangan

2. Konseling Feeding Rules
            Basic feeding rules adalah pedoman atau aturan dasar praktik pemberian makan dengan  tujuan  menyusun  jadwal  makan  yang  terstruktur  dan  membantu  anak untuk dapat melatih regulasi makan internalnya.
3. Tata Laksana pada masalah makan
  1. Mengidentifikasi  faktor  penyebab, 
  2. Mengevaluasi  dampak  yang telah terjadi,
  3. Melakukan upaya perbaikan 
4. Pengaruh konseling
            Menurut Chatoor, pemberian konseling pada orangtua yang mencakup feeding rules dapat membantu anak untuk belajar mengatur dan mengatasi masalah makannya sendiri.
Jenis  kesulitan makan
Jenis  kesulitan  makan ada 2 yaitu :
  1. Inappropriate  feeding  practice
            Inappropriate  feeding  practice  merupakan  praktik pemberian  makan  pada  anak  yang  tidak  sesuai dengan  umur  ataupun  tahapan perkembangannya,
2.      Parental Misperception
            Parental  misperception :  Parental  misperception  timbul karena  orangtua  terlalu  cemas  atau  mengira  porsi  makan  anak  terlalu  sedikit meskipun  pedoman  pemberian  makan  anaknya  (feeding  practice)  sudah  benar.

5. Solusi yang di tawarkan
            Salah  satu  cara  untuk  mengatasi  masalah  makan  inappropriate  feeding  practice dan parental misperception ini dapat dilakukan dengan memberikan edukasi serta pengenalan basic feeding rules.

Kebiasaan sarapan dengan kejadian anemia
             
                Jadi Kebiasaan sarapan dengan kejadian anemia , biasanya ditandai dengan tidaknya makan pagi atau sarapan pagi . Hal ini berdampak melemahnya sistem imun dan keterlambatan perkembangan tumbuh.
1.  Faktor yang saling terikat
Faktor secara langsung :
1. adanya penyakit infeksi
            2. tidak cukupnya asupan gizi baik kuantitas maupun kualitas,
Faktor secara tidak langsung :
            1.  Jangkauan  dan  kualitas pelayanan kesehatan
            2. Pola asuh anak  yang kurang  memadai, 
            3. Kurang  baiknya  kondisi  sanitasi  lingkungan
            4. Rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
2.  Penyebab Utama
Penyebab anemia gizi ialah
            1. konsumsi zat besi yang tidak cukup
            2. absorbsi zat besi yang rendah
            3. Pola makan
Penyebab anemia defisiensi zat besi  :
            1) Kehilangan  darah  secara  kronis seperti  pada penyakit ulkus  peptikum,  hemoroid, infestasi  parasit, dan proses keganasan
            2) Asupan  zat besi dan  penyerapan yang tidak adekuat
            3) Peningkatan  kebutuhan zat  besi
Status gizi pada prestasi belajar anak
1. Penyebab Utama
  1. Penyebab Langsung
            1. Konsumsi
            2. Penyakit
            3. Asupan
            4. Penyakit 
2. Penyebab Tidak Langsung
            1. ketahanan  pangan yang  kurang  memadai,                                       
            2. Pola pengasuhan  anak  kurang memadai,           
            3. pelayanan  kesehatan 
            4. lingkungan kurang  memadai.
2. Proses Kronologi
            Hal  ini  terjadi  karena  energi dalam  tubuh  sepanjang  malam berkurang, sedangkan organ tubuh harus terus  bekerja. Oleh  karenanya,  di  pagi hari  setelah  seseorang  tidak mengonsumsi  makanan  selama  12  jam, kadar  gula  darah  dalam  tubuh  menjadi menurun. Padahal, glukosa darah adalah satu-satunya  penyuplai  energi  bagi  otak untuk bekerja optimal.
3. Dampak Utama
            Dampak daripada Kurang Energi protein berpengaruh  terhadap konsentrasi  dan  prestasi  belajar  pada anak  yang  pada  akhirnya  akan menurunkan  kualitas  sumber  daya manusia  di  masa  depan.  (Nuryanto, 2008).
Dampak Positif
            Energi yang didapat disebabkan oleh sarapan pagi , hal ini membuat semangat dalam belajar serta motivasi tuk meraih prestasi belajar.
Dampak Negatif
            Ketidak seimbangan sistem syaraf pusat diikuti pusing, badan gemetar, rasa  lelah,  berkeringat  dingin, gairah  belajar  menurun,  dengan demikian  prestasi  belajar  anak  akan menurun.
Faktor Faktor . 
             Menurut  Roostita  (2008) ada  tiga hal  yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang  yaitu  genetik, lingkungan  dan  gizi.
Salah  satu  bagian  dari  gizi adalah  status gizi. Dimana  status  gizi sangat  berpengaruh  untuk pertumbuhan  dan  perkembangan  otak, yang dan terhadap prestasi  seorang  anak , selain status  gizi  adalah  kebiasaan  sarapan pagi  pada  anak.  dimana  gizi  untuk menunjang  aktivitas sekolah  agar  tetap fit sangat dipengaruhi oleh sarapan pagi. Energi yang diperoleh oleh tubuh berasal dari gizi yang dikonsumsi. Pola pemberian makan berasal dari kebiasaan yang diajarkan oleh Ibu. Sarapan pagi di setiap hari menjadi energi utama untuk menunjang aktivitas , hal itu menghasilkan reaksi positif dengan meningkatnya indeks prestasi.









0 komentar:

Posting Komentar