Hubungan Status Gizi pada Anak
Hubungan Status gizi
terhadap balita adalah
keadaan tubuh balita yang dimana seorang anak akan
mengalami pertumbuhan dan aktivitas sangat pesat dibanding saat masih bayi da
sebagai pendorong tersebut faktor status gizi sangat bepengaruh. Status gizi
memiliki 3 perbedaan yaitu status gizi buruk , kurang baik dan lebih.
Pola Pemberian makan pada anak
Pola makan
pada balita harus diperhatikan oleh Orang tua , dikarenakan
pertumbuhan dan perkembangan menjadi tolak ukur yang diutamakan dengan cara
menjaga status gizi anak serta mengajarkan anak untuk belajar mengonsumsi
makanan akan kaya gizi yang tinggi.
Secara umum
faktor yang mempengaruhi
:
•
faktor ekonomi
•
sosial budaya
•
agama,
•
Pendidikan
•
dan lingkungan.
Status gizi
adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi.
Status gizi dibedakan
antara status gizi
buruk, kurang, baik,
dan lebih (Almatsier, 2009). Untuk
menentukan klasifikasi
status gizi digunakan
z-score sebagai batas ambang
kategori. Pengetahuan dan peran ibu
dalam membina makan
sehat sangat dituntut demi
mempertahankan pola pemberian
makan yang benar
pada anak. Kesehatan anak dapat
dicapai melalui upaya
pemberian yang seimbang sesuai
dengan kebutuhan gizinya. Didalam memberikan makan dan mengajarkan pola makan , Seorang Ibu
juga di tuntut akan pengetahuannya didalam hal memilih zat zat konsumsi yang
baik agar anak dapat tumbuh kembang
dengan baik.
Pengaruh konseling terhadap status
gizi anak.
1. Kesulitan makan pada anak
•
Suatu keadaan
penolakan yang dimana seorang anak tidak mau untuk menerima asupan gizi.
•
Efek merugikan
dari kesulitan makan ada 2 yaitu : Efek jangka pendek dan efek jangka panjang.
Efek jangka
pendek
|
Efek Jangka
panjang
|
Penambahan berat badan tidak
sesuai
|
Kegagalan tumbuh pada anak
|
Defisiensi nutrisi
|
Keterlambatan pertumbuhan
|
Pengurangan variasi asupan
makan
|
Dan perkembangan
|
2. Konseling Feeding Rules
Basic
feeding rules adalah pedoman atau aturan dasar praktik pemberian makan
dengan tujuan menyusun
jadwal makan yang
terstruktur dan membantu
anak untuk dapat melatih regulasi makan internalnya.
3. Tata Laksana pada masalah makan
- Mengidentifikasi faktor penyebab,
- Mengevaluasi dampak yang telah terjadi,
- Melakukan upaya perbaikan
4. Pengaruh konseling
Menurut
Chatoor, pemberian konseling pada orangtua yang mencakup feeding rules dapat
membantu anak untuk belajar mengatur dan mengatasi masalah makannya sendiri.
Jenis kesulitan makan
Jenis kesulitan
makan ada 2 yaitu :
- Inappropriate feeding practice
Inappropriate feeding
practice merupakan
praktik pemberian makan pada
anak yang tidak
sesuai dengan umur ataupun
tahapan perkembangannya,
2. Parental
Misperception
Parental misperception : Parental
misperception timbul
karena orangtua terlalu
cemas atau mengira
porsi makan anak
terlalu sedikit meskipun pedoman
pemberian makan anaknya
(feeding practice) sudah
benar.
5. Solusi yang di tawarkan
Salah satu
cara untuk mengatasi
masalah makan inappropriate feeding
practice dan parental misperception ini dapat dilakukan
dengan memberikan edukasi serta pengenalan basic feeding rules.
Jadi Kebiasaan sarapan dengan kejadian anemia , biasanya ditandai dengan tidaknya makan pagi atau sarapan pagi . Hal ini berdampak melemahnya sistem imun dan keterlambatan perkembangan tumbuh.
1. Faktor yang saling terikat
Faktor secara langsung :
1.
adanya penyakit infeksi
2.
tidak cukupnya asupan gizi baik kuantitas maupun kualitas,
Faktor secara tidak langsung :
1. Jangkauan
dan kualitas pelayanan kesehatan
2.
Pola asuh anak yang kurang memadai,
3.
Kurang baiknya kondisi sanitasi
lingkungan
4.
Rendahnya ketahanan pangan di tingkat rumah tangga
2. Penyebab Utama
Penyebab anemia gizi ialah
1.
konsumsi zat besi yang tidak cukup
2.
absorbsi zat besi yang rendah
3.
Pola makan
Penyebab anemia defisiensi zat
besi :
1)
Kehilangan darah secara
kronis seperti pada penyakit
ulkus peptikum, hemoroid, infestasi parasit, dan proses keganasan
2)
Asupan zat besi dan penyerapan yang tidak adekuat
3)
Peningkatan kebutuhan zat besi
Status gizi pada prestasi belajar
anak
1. Penyebab Utama
- Penyebab Langsung
1.
Konsumsi
2.
Penyakit
3.
Asupan
4.
Penyakit
2. Penyebab Tidak Langsung
1.
ketahanan pangan yang kurang
memadai,
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai,
3. pelayanan kesehatan
2. Pola pengasuhan anak kurang memadai,
3. pelayanan kesehatan
4.
lingkungan kurang memadai.
2. Proses Kronologi
Hal ini
terjadi karena energi dalam
tubuh sepanjang malam berkurang, sedangkan organ tubuh harus
terus bekerja. Oleh karenanya,
di pagi hari setelah
seseorang tidak mengonsumsi makanan
selama 12 jam, kadar
gula darah dalam
tubuh menjadi menurun. Padahal, glukosa
darah adalah satu-satunya penyuplai energi
bagi otak untuk bekerja optimal.
3. Dampak Utama
Dampak
daripada Kurang Energi protein berpengaruh
terhadap konsentrasi dan prestasi
belajar pada anak yang
pada akhirnya akan menurunkan kualitas
sumber daya manusia di
masa depan. (Nuryanto, 2008).
Dampak Positif
Energi
yang didapat disebabkan oleh sarapan pagi , hal ini membuat semangat dalam
belajar serta motivasi tuk meraih prestasi belajar.
Dampak Negatif
Ketidak
seimbangan sistem syaraf pusat diikuti pusing, badan gemetar, rasa lelah,
berkeringat dingin, gairah belajar
menurun, dengan demikian prestasi
belajar anak akan menurun.
Faktor Faktor .
Menurut Roostita (2008) ada tiga hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang yaitu genetik, lingkungan dan gizi.
Menurut Roostita (2008) ada tiga hal yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan seseorang yaitu genetik, lingkungan dan gizi.
Salah satu
bagian dari gizi adalah
status gizi. Dimana status gizi sangat
berpengaruh untuk
pertumbuhan dan perkembangan otak, yang dan terhadap prestasi seorang
anak , selain status gizi adalah
kebiasaan sarapan pagi pada
anak. dimana gizi
untuk menunjang aktivitas
sekolah agar tetap fit sangat dipengaruhi oleh sarapan
pagi. Energi yang diperoleh oleh tubuh berasal dari gizi yang dikonsumsi. Pola
pemberian makan berasal dari kebiasaan yang diajarkan oleh Ibu. Sarapan pagi di
setiap hari menjadi energi utama untuk menunjang aktivitas , hal itu
menghasilkan reaksi positif dengan meningkatnya indeks prestasi.
0 komentar:
Posting Komentar